Dalam gerakannya, Freemasonry menggunakan tangan-tangan cendekiawan dan hartawan Goyim,
tetapi di bawah kontrol orang Yahudi pilihan. Hasil dari gerakan ini di
antaranya adalah mencetuskan tiga perang dunia, tiga revolusi (Revolusi
Perancis, Revolusi Amerika, dan Revolusi Industri di Inggris),
melahirkan tiga gerakan utama (Zionisme, Komunisme, dan Nazisme).
Freemansory terbagi ke dalam tiga tingkatan:
1. Majelis Rendah atau Freemansory Simbolis
2. Fremansory Majelis Menengah
3. Fremansory Majelis Tinggi.
2. Fremansory Majelis Menengah
3. Fremansory Majelis Tinggi.
Dalam penerimaan keanggotaan,
Freemasonry tidak mempersoalkan agama calon anggota. Bahkan calon
anggota disumpah sesuai dengan agama yang dianutnya. Dalam Freemasonry
diadakan model kenaikan pangkat hingga level ke-33 bagi orang-orang Goyim.
Orang-orang yang berhasil dijaring kemudian diberikan tugas untuk
menyebarkan paham Freemasonry dan bekerja untuk merealisasikan
tujuannya.
Kecuali,
perekrutan anggota menengah dan tinggi kelompok ini sangat tertutup,
bersifat rahasia dan sangat eksklusif. Anggotanya berasal dari latar
belakang profesi, agama, kepercayaan, dan kebangsaan yang berbeda.
Untuk anggota Freemasonry keturunan Yahudi, pangkat mereka bisa sampai paling tertinggi, sedangkan untuk kaum Freemasonry Goyim (bukan Yahudi) level pangkat tidak dapat hingga paling puncak, dan yang paling parah, mereka para Freemasonry Goyim tetap halal untuk dibunuh karena mereka bukan keturunan asli Yahudi.
Di dalam pandangan Freemasonry, kaum Goyim adalah “Monyet yang berujud manusia” (kalo gitu kita monyet donk?). Jadi menurut mereka, selama bukan Yahudi walaupun dia adalah anggota Freemasonry, semua kaum Goyim halal untuk dibunuh.
Orang-orang
tertarik kepada Freemasonry karena mereka menganggap bahwa organisasi
ini bergerak di bidang kemanusiaan. Di balik itu mereka menanamkan
doktirn “Pengembangan Agama” atau “Polotisme”, yang mengatakan semua
agama itu sama, baik, dan benar. Lebih jauh Freemasonry dengan secara
halus membawa anggotanya memahami Atheisme. Dan mereka bermain dengan
simbol-simbol untuk mengenal satu dengan yang lain.
Yang
menarik, rata-rata anggotanya adalah orang penting di pemerintahan dan
public figure yang tersebar di seluruh dunia-termasuk Indonesia. Para
anggota ini bersumpah setia pada organisasi untuk merahasiakan
keanggotaan mereka dan berbaur dengan masyarakat dengan normal.
Mereka
kerap menggunakan kode atau symbol tertentu yang hanya dimengerti
sesama Mason untuk menyampaikan pesan rahasia. Nah, kode-kode rahasia
ini, tanpa kita sadari ternyata sudah sangat mendunia dan sangat dekat
dengan kehidupan kita sehari-hari.
Bahkan, simbol-simbol itu ada di meja makan kita, nampang di tivi2 nasional, di jalanan, institusi pemerintahan dan lainnya.
Dengan
cerdiknya mereka menyisipkan simbol-simbol yang menurut mereka suci
disegala penjuru dunia guna menyebarkan pengaruh dan untuk melaksanakan
agenda besar mereka. Salah satu symbol Mason yang populer adalah symbol
maskulinitas berupa phallus yang dibangun di kota-kota besar dunia.
Perhatikan
bahwa landmark kota-kota besar dunia semuanya memiliki bentuk serupa,
menyerupai obelisk Mesir, sesuai dengan akar kepercayaan Kabbalah. (info obelisk klik disini).
Landmark yg dimaksud disini adalah: menara Eiffel di Paris, Tokyo Tower di Tokyo, Washington monument di Washington, dan Monas di Jakarta. Ada simbol Freemasonry yang dibangun di tanah Indonesia, negara berpenduduk muslim terbesar di dunia.
Padahal
sudah jadi rahasia umum kalau hubungan dunia muslim dengan Freemason,
Zionis, Israel -atau apapun sebutan mereka- sangat jauh dari akur.
Contoh ‘kecilnya’ adalah penjajahan Israel atas bangsa Palestina.
Bangsa
Indonesia sendiri tidak mengakui Israel sebagai sekutunya, terbukti
dari tidak terjalinnya hubungan diplomatik kedua negara tersebut.
Lantas bagaimana mungkin symbol ‘suci’ freemasonry itu bisa ada di Indonesia bahkan jadi lambang ibukota Republik Indonesia??
0 comments:
Post a Comment