Presiden Republik Islam Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa Israel
adalah semacam tumor kanker yang harus diberangus dan dirinya terus
mengecam negara yahudi tersebut dengan berbagai bentuk tudingan dan
retorika yang bisa memicu ketegangan antara kedua pihak.
"Israel adalah sebuah tumor kanker yang akan segera dihancurkan. Meskipun satu sel dari kanker dikeluarkan dalam satu inci tanah Palestina, tapi eksistensi Israel akan terulang kembali," kata Mahmoud Ahmadinejad, saat dirinya berpidato didepan siaran televisi Iran yang menyiarkan hari Quds Iran sekaligus hari anti-Israel dihadapan demonstran bagi solidaritas untuk Palestina, demikian lapor AFP.
"Negara-negara kawasan itu akan segera mengusir kaum Zionis perampas kekuasaan dari tanah Palestina. Sebuah negara baru di Timur Tengah akan muncul dan Insya Allah akan ada bantuan dari negara-negara di Timur Tengah untuk menghilangkan jejak Amerika dan Zionis," katanya.
Sementara itu Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Tommy Vietor langsung mengutuk komentar Ahmadinejad dan menyebut para pejabat senior Iran itu sebagai bentuk ucapan "ofensif dan tercela."
"Kami sangat mengutuk seri terbaru dari komentar ofensif dan tercela oleh para pejabat senior Iran yang ditujukan ke Israel," kata Vietor kepada AFP.
"Masyarakat internasional harus mengutuk seluruh retorika penuh kebencian dan perpecahan ini." ucapnya lagi.
Vietor mengatakan jika Iran benar-benar prihatin dan ingin melindungi hak dan martabat semua umat manusia, seharusnya juga tidak ikut menjatuhkan dukungannya pada Presiden Suriah Bashar al-Assad yang melancarkan "serangan brutal" pada rakyatnya.
"Terang-terangan Iran mengabaikan Suriah untuk hak asasi manusia adalah penghinaan nyata untuk kemanusiaan," katanya lagi sengit.
Sebuah laporan muncul minggu lalu yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah "hampir final" membuat keputusan untuk menyerang Iran dengan alasan program nuklir yang sedang dikembangkan mereka.
Negara Yahudi itu juga dalam pekan-pekan belakangan telah meningkatkan ancaman-ancamannya untuk mengebom fasilitas nuklir Iran agar negara imam tersebut tidak mampu memproduksi senjata atom.
Tapi pihak Iran yang terkena sanksi Barat, membantah tuduhan memiliki fasilitas nuklir dan menegaskan bahwa program nuklirnya hanya bertujuan untuk damai. Para pejabat militer Iran juga kerap memperingatkan akan menghancurkan Israel jika diserang dan melenyapkan Israel dari peta bumi.
Televisi pemerintah setempat memperlihatkan massa terus berpawai dibawah terik matahari yang di kota Teheran dan kota-kota lain saat presiden mereka mengeluarkan pernyataan Israel sebagai tumor kanker, saat memperingati Hari Quds yang bertujuan membebaskan kota Jerusalem yang selama ini dikalim pihak Israel sebagai ibukotanya dan mengembalikan kota suci tersebut sebagai ibokota Palestina yang berdaulat.
Para pengunjuk rasa membawa bendera-bendera Palestina dan foto-foto pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dan sepanduk bertuliskan "Ganyang Israel" dan "Ganyang Amerika". Satu kelompok orang di Teheran terlihat membakar satu bendera Israel. (source)
"Israel adalah sebuah tumor kanker yang akan segera dihancurkan. Meskipun satu sel dari kanker dikeluarkan dalam satu inci tanah Palestina, tapi eksistensi Israel akan terulang kembali," kata Mahmoud Ahmadinejad, saat dirinya berpidato didepan siaran televisi Iran yang menyiarkan hari Quds Iran sekaligus hari anti-Israel dihadapan demonstran bagi solidaritas untuk Palestina, demikian lapor AFP.
"Negara-negara kawasan itu akan segera mengusir kaum Zionis perampas kekuasaan dari tanah Palestina. Sebuah negara baru di Timur Tengah akan muncul dan Insya Allah akan ada bantuan dari negara-negara di Timur Tengah untuk menghilangkan jejak Amerika dan Zionis," katanya.
Sementara itu Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Tommy Vietor langsung mengutuk komentar Ahmadinejad dan menyebut para pejabat senior Iran itu sebagai bentuk ucapan "ofensif dan tercela."
"Kami sangat mengutuk seri terbaru dari komentar ofensif dan tercela oleh para pejabat senior Iran yang ditujukan ke Israel," kata Vietor kepada AFP.
"Masyarakat internasional harus mengutuk seluruh retorika penuh kebencian dan perpecahan ini." ucapnya lagi.
Vietor mengatakan jika Iran benar-benar prihatin dan ingin melindungi hak dan martabat semua umat manusia, seharusnya juga tidak ikut menjatuhkan dukungannya pada Presiden Suriah Bashar al-Assad yang melancarkan "serangan brutal" pada rakyatnya.
"Terang-terangan Iran mengabaikan Suriah untuk hak asasi manusia adalah penghinaan nyata untuk kemanusiaan," katanya lagi sengit.
Sebuah laporan muncul minggu lalu yang mengatakan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah "hampir final" membuat keputusan untuk menyerang Iran dengan alasan program nuklir yang sedang dikembangkan mereka.
Negara Yahudi itu juga dalam pekan-pekan belakangan telah meningkatkan ancaman-ancamannya untuk mengebom fasilitas nuklir Iran agar negara imam tersebut tidak mampu memproduksi senjata atom.
Tapi pihak Iran yang terkena sanksi Barat, membantah tuduhan memiliki fasilitas nuklir dan menegaskan bahwa program nuklirnya hanya bertujuan untuk damai. Para pejabat militer Iran juga kerap memperingatkan akan menghancurkan Israel jika diserang dan melenyapkan Israel dari peta bumi.
Televisi pemerintah setempat memperlihatkan massa terus berpawai dibawah terik matahari yang di kota Teheran dan kota-kota lain saat presiden mereka mengeluarkan pernyataan Israel sebagai tumor kanker, saat memperingati Hari Quds yang bertujuan membebaskan kota Jerusalem yang selama ini dikalim pihak Israel sebagai ibukotanya dan mengembalikan kota suci tersebut sebagai ibokota Palestina yang berdaulat.
Para pengunjuk rasa membawa bendera-bendera Palestina dan foto-foto pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, dan sepanduk bertuliskan "Ganyang Israel" dan "Ganyang Amerika". Satu kelompok orang di Teheran terlihat membakar satu bendera Israel. (source)
0 comments:
Post a Comment