Dalam 10 tahun ini, Makkah mengalami transformasi yang luar biasa;
lokasi Masjidil Haram ditata ulang, dan bermunculan gedung-gedung
pencakar langit dan hotel berbintang berkelas internasional.
Dalam sebuah tulisan feature, harian The Independent mengupas sisi
dalam Kota Suci. “Meski Nabi Muhammad datang untuk menekankan
kesetaraan, Makkah berubah menjadi taman bermain bagi kaum kaya dimana
kapitalisme secara kasat mata mengaburkan nilai spiritualitas kota,”
tulis mereka, mengutip kata-kata seorang kritikus.
Harian ini menyoroti, betapa demi membangun kota yang kini ‘serupa
Las Vegas’, banyak bangunan bersejarah yang dikorbankan. “Tak ada yang
memperjuangkan aksi vandalisme budaya ini,” kata Dr Irfan al-Alawi,
direktur eksekutif The Islamic Heritage Research Foundation. “Kami sudah
kehilangan 400-500 situs bersejarah. Saya harap belum terlambat untuk
menyelamatkan yang tersisa.”
Sami Angawi, pakar arsitektur Islam Arab saudi, sama-sama prihatin.
“Ini adalah kontradiksi mutlak untuk sifat Makkah dan kesucian rumah
Allah,” katanya kepada kantor berita Reuters awal tahun ini. “Kedua kota
[Makkah dan Madinah] secara historis hampir punah. Anda tidak menemukan
apa-apa kecuali gedung pencakar langit.”
Kekhawatiran dr Alawi yang paling mendesak adalah ekspansi yang
direncanakan senilai miliaran dolar AS dari Masjidil Haram, situs paling
suci dalam Islam dimana Kabah berada. Konstruksi resmi dimulai awal
bulan ini. Menteri Kehakiman, Mohammed al-Eissa, berseru bahwa proyek
ini akan menghormati “kesucian dan kemuliaan dari Masjid Suci, dan demi
kepentingan jamaah.”
Area perluasan sekitar 400 ribu meter persegi tengah dibangun untuk
mampu meningkatkan daya tampung 1,2 juta jamaah lagi tiap Musim Haji
tiba. Pembangunan ini, menurut The Islamic Heritage Research Foundation,
bukan tanpa risiko. Lembaga ini menyusun daftar situs sejarah yang
terancam diratakan dengan tanah akibat pembangunan ini, termasuk
bangunan sisa-sisa peninggalan era Usmaniyah dan Abbasiyah. Termasuk
dalam bangunan yang terancam dihancurkan adalah rumah di mana Nabi
Muhammad dilahirkan dan rumah pamannya, Hamzah, tumbuh.
Argumen yang selalu dikemukakan, tulis The Independent, adalah
bahwa Makkah dan Madinah sangat membutuhkan pembangunan infrastruktur.
Dua belas juta peziarah mengunjungi kedua kota ini setiap tahun dengan
jumlah yang diperkirakan meningkat menjadi 17 juta pada tahun 2025.
Tetapi para kritikus khawatir bahwa keinginan untuk memperluas
situs ziarah telah memungkinkan pihak berwenang untuk menginjak-injak
warisan budaya di daerah itu. Lembaga yang dipimpin Alawi mencatat
setidaknya 95 persen bangunan bersejarah yang berusia ratusan tahun
telah dibongkar dalam dua dekade terakhir saja.
Kehancuran telah disokong oleh paham Wahabisme.Dengan alasan takut menjadi ajang sirik, bangunan bersejarah diratakan.
Sedikit catatan dari The Independent: Untuk membangun kota pencakar
langit di Makkah, sebuah gunung didinamit dan diratakan, menghancurkan
Benteng Ajyad di era usmaniyah yang berdiri di atasnya. Lalu, rumah
Khadijah istri pertama Nabi telah berubah menjadi blok toilet masjidil
Haram, sedang rumah tempat lahirnya bahkan diratakan begitu saja.
Alawi berharap masyarakat internasional ‘terbangun dari tidurnya’
dan melihat apa yang terjadi terhadap warisan sejarah Islam di Makkah.
“Kami tidak akan mengizinkan seseorang pun untuk menghancurkan Piramida,
jadi mengapa kita membiarkan sejarah Islam lenyap?” katanya.
Pada kesempatan ini saya akan membeberkan beberapa foto yang
membuktikan tentang kebejatan kaum Wahabi-Salafy yang telah dengan
brutal menghancurkan Rumah Nabi Saw dan istri tercintanya, Sayyidah
Khadijah as, yang merupakan peninggalan bersejarah, yang semestinya
dirawat dan dijaga dengan baik. Peninggalan-peninggalan seperti ini
merupakan situs-situs penting yang bisa menjadi pelajaran yang baik bagi
orang-orang terkemudian.
Ini adalah foto Rumah Nabi Saw dan Sayyidah Khadijah as, tempat
mereka berdua tinggal selama 28 tahun. Inilah bukti penghancuran yang
dilakukan oleh Wahabi-Salafy terhadap situs-situs sejarah Islam.
Di atas ini foto sisa reruntuhan rumah Nabi Saw & Sayyidah Khadijah as yang dilihat lebih dekat.
Foto di atas ini adalah reruntuhan pintu masuk ke kamar Rasul Saw di rumah Sayyidah Khadijah as.
Foto di atas adalah sisa reruntuhan kamar Rasul Saw dan Sayyidah Khadijah as.
Di atas ini adalah foto reruntuhan tempat Sayyidah Fatimah as, putri kesayangan Rasulullah Saw dilahirkan.
Di atas ini adalah foto reruntuhan mihrab tempat Rasulullah saw biasa melakukan shalat.
Foto di atas ini adalah makam Sayyidah Khadijah as (yang besar) dan putranya, Qasim (yang kecil) di sudut.
Pada postingan selanjutnya, saya akan memaparkan foto-foto
makam-makam ahlul bayt, para sahabat, dan istri-istri serta kerabat
dekat Rasulullah Saw yang dibiarkan terlantar oleh Wahabi-Salafy. Insya
Allah.
Catatan :
Sebagian besar foto-foto tersebut saya peroleh dari kitab : Ummul Mu’minin, Khadijah binti Khuwaylid, Sayyidah Fie Qalby al-Mushtafa karya DR. Muhammad Abduh Yamani yang telah diterjemahkan oleh penerbit Pustaka IIMaN dengan judul : Khadijah Drama Cinta Abadi sang Nabi. Penulis adalah mantan Menteri Penerangan Kerajaan Arab Saudi.
0 comments:
Post a Comment