Friday, March 1, 2013

Arti dari Teori Konspirasi

Teori persekongkolan atau teori konspirasi (dalam bahasa Inggris, conspiracy theory) adalah teori-teori yang berusaha menjelaskan bahwa penyebab tertinggi dari satu atau serangkaian peristiwa (pada umumnya peristiwa politik, sosial, atau sejarah) adalah suatu rahasia, dan seringkali memperdaya, direncanakan diam-diam oleh sekelompok rahasia orang-orang atau organisasi yang sangat berkuasa atau berpengaruh. Banyak teori konspirasi yang mengklaim bahwa peristiwa-peristiwa besar dalam sejarah telah didominasi oleh para konspirator belakang layar yang memanipulasi kejadian-kejadian politik.
Teori ini ada di seputaran gerak dunia global dan merambah hampir kesemua ranah kehidupan manusia. Dari urusan politik sampai makanan. Bagi orang yang tidak percaya selalu menganggap semua hanya olok-olok, mengada-ada, menyia-nyiakan waktu, kurang kerjaan, dan sebagainya. Bagi para penganutnya teori itu tidak serta-merta muncul mendunia tanpa ada yang menciptakan polanya.
Penganut teori ini pun terbelah dalam dua kubu utama. Kelompok pertama adalah mereka yang hanya percaya bahwa segala hal mungkin terjadi apabila ada dukungan argumentasi yang kuat, fakta akurat, data ilmiah, pendapat yang bisa diverifikasi kebenarannya, tokoh-tokoh yang nyata, sejarah yang memang ada dan bukan mitos, dan sebagainya. Kelompok ini percaya John F. Kennedy sebenarnya tidak tertembak, tetapi diselamatkan oleh makhluk angkasa luar, misalnya. Kelompok kedua adalah mereka yang percaya tanpa syarat alias mereka yang menganggap apapun yang terjadi sudah dirancang sedemikian rupa, yang acapkali menghubungkan dengan mitos, legenda, supranatural, dan sebagainya. Misalnya, mereka percaya bahwa peristiwa 11 September sudah dirancang sebagaimana yang terlihat pada lipatan uang kertas 20 dolar AS; di mana apabila kita melipat uang itu sedemikian rupa akan tercipta gambar menara kembar yang terbakar.
“Konspirasi yang baik adalah yang tidak ketahuan”
Konspirasi adalah sesuatu yang bisa kita rasakan, namun untuk membuktikannya teramat sulit. Jika ada konspirasi yang “ketahuan” atau bisa ditelusuri, maka itu pastilah konspirasi yang tidak baik dan tidak sempurna.
Salah satu kasus konspirasi yang sangat buruk yang masih diingat kuat oleh jutaan orang di dunia adalah kasus rubuhnya menara kembar WTC di New York, 11 September 2001. Apa yang dikatakan Bush Cabal ke seluruh dunia, sebagai legitimasi invasi AS ke Afghanistan dan Irak dan juga merekonstruksi ulang pengaruhnya di seluruh dunia, termasuk Indonesia, bahwa Usamah bin Laden dengan Al-Qaidahnya yang mendalangi serangan pesawat itu sungguh-sungguh menggelikan karena terdapat ribuan bukti ilmiah—sekali lagi, ribuan bukti ilmiah—yang membantah hal tersebut. Seluruh bukti-bukti ilmiah menunjukkan jika tragedi WTC atau 9-11 tersebut adalah pekerjaan orang dalam (Inside Job).
Namun ada pula konspirasi yang awalnya ditutup-tutupi dengan rapat namun setelah berjalan sekian puluh tahun dibuka selubungnya oleh si pelaku konspirasi tersebut, sehingga peristiwa yang sebenarnya bisa diketahui umum. Dinas inteligen Amerika Serikat, CIA, merupakan salah satu lembaga negara yang memiliki prosedur standar seperti itu.
Salah satu peristiwa konspiratif yang akhirnya dibuka sendiri faktanya oleh CIA adalah peristiwa di negeri ini sejak tahun 1950-an sampai mencapai klimaksnya di tahun 1965-1966. Dalam berbagai dokumen yang telah dibukukan dan dijual bebas, walau sempat ditarik kembali peredarannya, CIA mengaku telah beberapa kali mencoba membunuh Presiden Soekarno, disebabkan orang ini tidak mau tunduk dan tidak mau melayani kepentingan AS. Namun usaha ini selalu gagal.
Akhirnya tahun 1956, CIA merekrut sejumlah elit Indonesia untuk dididik di AS yang kemudian dikenal sebagai Mafia Berkeley secara diam-diam, juga merekrut sekelompok perwira Angkatan Darat untuk dijadikan Our Local Army-Friend. Lewat silent-operation, Soekarno akhirnya berhasil dikudeta di tahun 1965 dan naiklah Jenderal Harto sebagai penggantinya. Berbeda sekali dengan Soekarno, Harto ini membuka pintu lebar-lebar, bahkan sampai merubuhkan semua penghalang, agar Imperialisme AS bisa masuk dan memperkosa seluruh kekayaan alam negeri ini. Indonesia kembali dijajah secara de-jure dan de-facto sejak Nopember 1967 sampai detik ini. Sebab itu, saya tegaskan jika kemerdekaan kita sekarang ini sebatas mengibarkan bendera dan lomba makan kerupuk saja, selebihnya semua bidang masih dijajah asing.


0 comments:

Post a Comment