Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya
kiamat itu tidak akan terjadi sebelum kamu melihat sepuluh tanda,
yakni: Pertama, asap. Kedua, Dajjal. Tiga, binatang melata di bumi.
Empat, terbitnya matahari sebelah barat. Lima, turunnya Nabi Isa AS.
Enam, keluarnya Yakjuj dan Makjuj. Tujuh, gerhana di timur. Delapan,
gerhana di barat. Sembilan, gerhana di jazirah Arab dan terakhir,
keluarnya api dari Kota Yaman dan menghalau manusia ke tempat
penggiringan mereka.”
Kemunculan Dajjal
Diriwayatkan dari Abubakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata:
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada kami. “Artinya :
Dajjal akan keluar dari bumi ini di bagian timur yang bernama Khurasan.
” [Jami' Tirmidzi dengan Syarahnya Tuhfatul Ahwadzi, Bab Maa Saa-a min
Aina Yakhruju Ad-Dajjal 6: 495. Al-Albani berkata, "Shahih. " Vide:
Shahih Al-Jami' Ash-Sha-ghir 3: 150, hadits nomor 3398].
Dari Anas Radhiyalahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda. “Artinya : Dajjal akan keluar dari kampung
Yahudiyyah kota Ashbahan bersama tujuh puluh ribu orang Ashbahan. ”
[Al-Fathur Rabbani Tartib Musnad Ahmad 24: 73. Ibnu Hajar berkata,
"Shahih. " Periksa: Fathul-Bari 13: 328). Ibnu Hajar berkata, "Adapun
mengenai tempat dari mana ia keluar? Maka secara pasti ia akan keluar
dari kawasan timur. " (Fathul-Bari 13: 91)].
Di Manakah Khurasan?
Secara geografis Ashbahan terletak di provinsi Ishfahan di Iran modern. Tepatnya di sebelah barat provinsi Khurasan.
Di provinsi Ishfahan sendiri terdapat kota bernama Ishfahan. Menurut
Abu Nu’aim, salah satu desa yang masuk dalam daerah Ishfahan ada yang
bernama al-Yahudiyyah karena penduduknya khusus orang Yahudi sampai
zaman Ayyub bin Ziyad penguasa Mesir pada masa Khalifah Al-Mahdi
ibnul-Manshur al-Abbasi. Pada zaman itu kaum muslimin mulai masuk ke
desa itu sehingga orang – orang yahudi terdesak.
Pada waktu penaklukan Persia oleh Khalid bin Walid dan Sa’ad bin Abi
Waqqas, para sahabat menjumpai komunitas yahudi di Persia. Para tentara
Islam sempat bertemu dengan komunitas Yahudi tersebut. Abu Nu’aim
meriwayatkan dalam buku berjudul Tarikh Ashbahan (hlm.
387-388). “Ketika kami menaklukkan Ashbahan, maka jarak antara laskar
kami dengan Yahudi hanya satu farshakh. Kami mendatangi tempat itu dari
arah yang sesuai dengan pilihan kami. Pada suatu hari saya datang ke
sana, ternyata orang – orang yahudi sedang berpesta dan memukul gendang.
Lalu, saya bertanya pada teman saya dari golongan mereka. Kemudian dia
menjawab, “Raja kami yang kami mintai pertolongan untuk mengalahkan
bangsa Arab sedang tiba…” (Wisnu Sasongko, Armageddon Peperangan Akhir
Zaman).
Iran Terkini
Isfahan adalah kota terbesar Yahudi di Iran, dan pusat pembangkit
nuklir Iran pada masa kini. Meskipun Pemerintah Iran membantah bahwa
pihaknya mengembangkan nuklir, namun beberapa sumber–seperti yang
dilansir Fars, kantor berita (alternatif) Iran–mengemukakan bahwa Iran
tengah serius ‘mempersenjatai’ diri (dengan nuklirnya tersebut).
Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Nuklir Iran merupakan pusat
pengembangan teknologi nuklir terbesar di dunia dengan mempekerjakan
3.000 ilmuwan. Pada tahun 1975, Iran menandatangani kerjasama dengan
Perancis untuk mendirikan Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi
Nuklir di Isfahan. Para personilnya pengoperasian reaktor nuklir dilatih
di Universitas Isfahan. Hasilnya, di tahun 1977 Iran telah memproduksi
sebuah reaktor. Dengan bantuan Perancis, pada tahun 1980 Iran telah
mengembangkan beberapa fasilitas pendukung proyek nuklir tersebut di
Isfahan.
Selain itu, Angkatan Udara Iran telah memulai pembangunan pangkalan
udara terbesar di dunia yang terletak di kota Abadeh, selatan Iran.
Seperti yang dilansir Kantor Berita Iran (IRNA), Angkatan Udara Iran
telah mengalokasikan dana sekitar 24,5 juta USD untuk proyek yang
direncanakan akan dibangun di atas area seluas 200 hektar, Selasa
(21/8).
Iran menyiapkan dengan baik penguatan untuk membela kepentingan nasional
dan menjaga keutuhan wilayahnya. Kebijakan tersebut untuk
mempertahankan serangan dari negara lain. Seperti disampaikan Menteri
Pertahanan dan Logistik Angkatan Bersenjata Iran, Brigadir Jenderal
Ahmad Vahidi, Rabu (22/8), peralatan pertahanan Iran cukup mumpuni
membalas setiap serangan negara tetangga. Musuh mereka akan menghadapi
benteng kuat jika berani berkonfrontasi dengan Iran. Karena itu, Vahidi
menyebut perlunya mempersiapkan pertahanan negara. Mengenai kehadiran
kekuatan asing di wilayah tersebut, Vahidi mengatakan kehadiran mereka
justru mengguncang wilayah dan menempatkan keamanan kawasan Timur
Tengah dalam risiko.
0 comments:
Post a Comment